HRD
NFBS Lembang Mengadakan Acara FORMASI (Forum Guru Madani Beredukasi) Asrama
Penulis : Moh Robby
Rodhiya
Lembang, 24
Maret 2021 - Kompetensi merupakan faktor penentu sebuah keberhasilan di dalam
proses pengasuhan karena pengasuh harus mampu masuk dan mempengaruhi setiap
individu santri dengan pemikiran dan pengasuhannya. Sekalipun kecenderungan,
karakter dan tingkatan perkembangan setiap santri beragam.
Kita
menyadari betul bahwa seorang pengasuh itu adalah manusia biasa. Tidak
sempurna, bahkan tidak mudah memang menjadi seorang pengasuh yang ideal.
Meskipun demikian, kita tetap wajib menuntut diri agar memiliki batas minimal
kompetensi pengasuhan. Karena tanpa itu, kita akan sulit menghadirkan kebaikan
dalam pengasuhan ini. Bahkan, bisa jadi kita malah menjadi seorang “pembunuh”.
Pembunuh karakter santri akibat dari salah pola pengasuhan.
Umar bin Abdul Aziz berkata,
مَنْ عَمِلَ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
“Barangsiapa
yang beramal tanpa didasari oleh ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak dari
pada maslahatnya.” (Sirah wa Manaqibu Umar bin Abdul
Aziz, oleh Ibnul Jauzi: 250)
Oleh karena itu
maka misi pendidikan islam adalah menumbuhkembangkan potensi fitrah peserta
didik, menuju visi pembentukan generasi yang takwa, dan berkarakter pemimpin.
Karakter ini, tertuang dalam 7 karakter utama, yaitu memiliki akidah yang
lurus, melakukan ibadah yang benar, berkepribadian matang, akhlak mulia,
menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh, memiliki wawasan yang luas, dan memiliki
keterampilan hidup (life skill).
Untuk mewujudkan
hal tersebut, Departemen Human Resource
Development, bekerja sama dengan seluruh elemen SDM yang ada di Sekolah
Madani Nurul Fikri Boarding School
Lembang, berusaha menyiapkan program-program pembinaan guru yang terwadahi,
dalam kegiatan yang bernama FORMASI (Forum Guru Madani Beredukasi) Asrama.
FORMASI
adalah salah satu program departemen HRD bidang KPSDM (Kinerja dan Pengembangan
SDM) yang tujuannya adalah untuk mewadahi para guru dan pembina asrama dalam memperkuat peran
pengasuhan, dan pendidikan yang efektif di asrama yang merupakan bagian dari
pendidikan yang komprehensip bersama dengan pendidikan formal yang ada di
sekolah. Kegiatan FORMASI Asrama ini akan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan, workshop, counseling, couching, T-talks,
dan karya inovasi.
Acara
FORMASI Asrama ini dibuka oleh Direktur Akademik NFBS Lembang, Ust. Dr.
Muhammad Damiri, M.Pd., pada hari Rabu, 10 Maret 2021 melalui online via zoom.
“Pengasuh atau Pembina asrama merupakan figur
utama dalam proses pengasuhan dan pendidikan di lingkup asrama yang lebih baik.
Maka daripada itu pengasuh harus memiliki ruang belajar yang cukup untuk
pengembangan diri, demi terwujudnya pendidikan yang efektif dan juga
berkualitas, untuk mencetak generasi-generasi mandiri dan berkesesuaian dengan
sunnah Rasululloh SAW.” Ujar beliau.
Peserta
FORMASI Asrama ini diikuti oleh seluruh pengasuh
asrama SMP dan Pengasuh asrama SMA yang ada dilingkungan NFBS Lembang. Acara
ini dilakukan sekali setiap dua pekan dengan mengundang Ust. Hodam Wijaya,
MPP., sebagai pemateri acara FORMASI Asrama pada pertemuan pertama dengan judul
Kompetensi Wajib Seorang Pengasuh Santri (Pendidik) dan pada pertemuan kedua
dengan judul Pengasuhan By Design.
Beliau
adalah ketua KOMPARASI (Komunitas Pengasuh Asrama Se- Indonesia) dan founder Madrasah Ibrahim serta penulis
buku 4 Pilar Pengasuhan Pondok dan 7 Langkah Jitu Agar Anak Siap Mondok.
“Jika hari ini kita mendidik santri tanpa
dibekali oleh ilmunya, sama dengan kita telah melakukan malpraktek dalam
pendidikan. Maka daripada itu ada 3 kompetensi wajib yang harus dimiliki oleh
seorang pendidikan, yaitu kompetensi pembelajar, kompetensi karakter dan
kompetensi teknis.” Ujar beliau pada saat kegiatan FORMASI Asrama
dipertemuan pertama.
Diakhir
acara, Kepala Bidang Kinerja dan Pengembangan SDM, HRD NFBS Lembang
menyampaikan kata penguatan kepada para peserta.
“Mudah-mudahan dengan adanya
FORMASI (Forum Guru Madani Beredukasi) Asrama ini menjadi wadah bagi kita semua
khususnya pengasuh asrama sebagai media belajar, karena latar belakang nya
adalah dalam proses pengasuhan yang terjadi selama ini bisa jadi karena salah pola asuh yang akan berefek jauh lebih besar dari manfaatnya,
bisa jadi banyak pola-pola pengasuhan yang berbeda disebabkan kompetensi yang
didapatkan oleh pengasuh asrama berbeda-beda juga dari pengalamannya
masing-masing. Dengan adanya program ini harapanya kita mempunyai frame yang
sama mengenai kompetensi pengasuh asrama
dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang pengasuh, maka semakin banyak
diberikan pelatihan harapan nya pengetahuan, keterampilan dan sikapnya juga
semakin tinggi. Model apapun, sebagus
apapun dan seberat apapun itu ketika kita menjalankannya dengan penuh
keikhlasan dan kesungguhan, inshaAllah Allah taa’la akan memberikan kemudahan
kepada kita dan diberikan kekuatan oleh Allah dari apa yang sedang kita
dijalani.” harap beliau.
Ust. Hodam Wijaya, MPP., menambahkan
bahwa orang ikhlas yang beramal, tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar dan
tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, mungkin dapat tersesat jauh.
Pemahaman yang benar adalah keniscayaan, sebab ia dapat membantu keselamatan
amal, baiknya penerapan, dan memelihara pelakunya dari ketergelinciran.
Percayalah!
Saat kalimat negatif itu terucap, meskipun pendek, perkataan itu akan berbekas
selama-lamanya dalam benak santri dan menjadi luka jiwa baginya. Nah, sikap
seperti itu yang kita sebut sebagai tragedi “pembunuhan”. Kita telah
membunuh salah satu potensi santri yaitu sulit memiliki rasa percaya diri.
“Maka daripada itu ada 4 macam teknik
Communication Skill yang juga harus dimiliki oleh para pengasuh asrama, yaitu
teknik coaching, mentoring, directing dan juga konseling. Dari 4 macam teknik
communication skill tersebut harus diberikan kepada santri yang sesuai dengan
kebutuhannya, agar proses pembinaan kepada santri tersebut dapat tepat sasaran
dan mudah ditangani.” lanjut
beliau pada saat kegiatan FORMASI Asrama dipertemuan kedua.