Mukhoyyam Al-Qur’an merupakan
kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh tim P2A setiap satu semester dua kali.
Untuk tahun ini, penyelenggaraan mukhoyyam Al-Qur’an dilaksanakan secara
daring, pekan kemarin telah terselenggara mukhoyyam kelas 10 Tholib dengan
lancar. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut pun cukup antusias meskipun
tidak melalui sistem tatap muka.
Selasa, 11 Agustus 2020 merupakan hari kedua dilaksanakannya mukhoyyam
Al-Qur’an di Nurul Fikri Boarding School Lembang. Pekan ini merupakan pekan mukhoyyam AL-Qur’an yang dilaksanakan
oleh Bidang Tahfidzul Qur’an yang berlangsung sejak tanggal 10 Agustus sampai
dengan 15 Agustus 2020. Peserta mukhoyyam Al-Qur’an kali ini
ialah santri kelas 10 Tholibah yang berjumlah 36 Orang. Asatidz yang diberi
tugas dalam membimbing mukhoyyam Al-Qur’an kali ini ada sekitar 10 orang.
Seluruh
santri di semester ini melaksanakan mukhoyyam
via daring/online. Pasti ada beberapa
hal yang dirasakan oleh seluruh santri, terlebih dirasakan pula oleh para asatidz.
Termasuk salah satunya ustadzah Karima Nurul
Mahabbah,S.Pd.I, beliau merupakan koordinator tahfidz
SMA tholib tholibah Nurul Fikri Boarding
School Lembang.
“Jadi kalo misalkan perbedaan antara
daring dengan pertemuan biasa , kalo misalkan pertemuan biasa itu kita memperbanyak
setoran , sehari itu bisa wajib 5 kali setoran hafalan, dan materi itu hanya
satu aja gitu. Sedangkan sekarang sesi setorannya hanya 1 kali yang penting ada
yang di setorkan di hari itu.” Ujar Ustadzah Karima.
Kebutuhan
untuk kelas 10 ini berbeda dengan kelas 11 ataupun 12 , dikelas 10 ini seluruh
santri memang harus diperbanyak materi terlebih dahulu. Karena seluruh santri
harus paham terlebih dahulu kaidah-kaidahnya. Masih dalam tahap lulus tahsinnya
terlebih dahulu. Tentu saja dengan adanya mukhoyyam
secara daring ini ada beberapa hambatan yang dihadapi.
“kendala lebih ke bagaimana untuk bisa
membuat anak-anak itu semangat, tapi tidak terlihat, kita harus pintar-pintar
dalam mengajaknya, dalam mengolah kata katanya juga, dengan ajakan rayuan yang
bersifat kata kata atau suara, jadi tidak bisa menegur langsung gitu. Itu yang
berbedanya sekarang”. Sambungnya.
Menghafal
Al-Qur’an tentunya merupakan hal yang sulit bagi beberapa orang, terlebih bagi yang
baru melakukannya. Maka santri-santri baru di Nurul Fikri memang harus
diberikan motivasi lebih agar semangat menghafal mereka tidak luntur, seperti
yang di ucapakan ustadzah Karima bahwasanya, kelas 10 ini masih proses
perkenalan dengan Al-Qur’an mereka mungkin merasakan kaget, mereka akan merasa
sedikit kesusahan menghafal Al-Qur’an, tapi mereka sering diingatkan juga
semakin sulit menghafal Al-Qur’an semakin pahalanya berlipat. Kesulitan yang
dihadapi anak-anak tholib-tholibah selama berkenalan
dengan Al-Qur’an ini, itu akan dinilai pahala bahkan berlipat.
“Bacalah
Al-Qur’an, sebab di Hari Kiamat kelak ia akan memberi syafa’at bagi pembacanya”
(HR. Muslim)
Berikut beberapa dokumentasi kegiatan mukhoyyam Al-Qur’an kelas 10 tholibah :