Penulis : Iim Koyimah, S.E
Editor : Mohammad Robby Rodhiya
Dalam mencapai suatu tujuan, tentu
ada rencana yang perlu disiapkan, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah merencanakan sesuatu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya ketika kita akan pergi bekerja dan
harus sampai di kantor tepat pukul Tujuh pagi karena ada rapat, tentunya kita
harus bangun sebelum pukul Tujuh pagi, dengan memulai aktifitas ibadah, mandi,
sarapan dan mempersiapkan laptop, buku atau berkas yang harus dibawa ke kantor.
Mungkin tanpa perencanaan bisa saja lupa untuk membawa berkas yang sangat
penting ke kantor, padahal berkas tersebut merupakan bahan untuk presentasi
saat rapat dan jika hal itu terjadi maka akan menunda rapat.
Begitupula dengan perencanaan keuangan, sudah tentu harus disiapkan. Perencanaan keuangan terdengar seperti
hal yang rumit, padahal sebagian dari praktik perencanaan sudah kita lakukan
setiap bulan, hanya saja tidak semua orang melakukan perencanaan keuangan
dengan baik. Perencanaan keuangan adalah seni
dalam mengelola keuangan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan yang
efektif, efisien dan bermanfaat. Perencanaan keuangan itu diibaratkan seperti
peta yang akan memandu kita dalam mencapai tujuan-tujuan keuangan, seperti yang
dilakukan Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam hadits yang
diriwayatkan Ahmad dan Muslim
Imam
muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radiallahu anhu, Rasulullah Sholallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda “….maka aku sesungguhnya memperhitungkan hasil yang
didapat dari kebun ini lalu aku bersedekah dengan 1/3 nya, dan aku makan
beserta keluargaku dengan 1/3 nya lagi, kemudian aku kembalikan lagi 1/3 nya
untuk menanam kembali….” (HR. Ahmad 2/296 No. 7928 dan Muslim 8/22,0223)
Dari
hadits tersebut Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberikan tuntunan
kepada kita untuk melakukan perencanaan keuangan, hal ini agar memudahkan kita
untuk mengatur dan mengontrol pengeluaran yang kita lakukan, sehingga uang atau
harta yang kita peroleh tidak habis begitu saja. Berikut ini ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan dalam perencanaan keuangan.
1.
Menentukan Sumber Pendapatan/Income
Sebelum mengelola keuangan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah
menentukan sumber pendapatan. Dalam Islam sumber pendapatan sudah diatur dan
jelas harus diperoleh dengan cara yang baik agar rezeki yang didapatkan halal,
salah satu Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mewajibkan kita untuk
memperoleh harta dengan cara yang baik terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 172
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah” (Qs. Al-Baqarah: 172)
Islam mengatur bukan hanya dari halalnya dzat makanan
saja, akan tetapi cara memperoleh harta atau pendapatan juga harus dengan cara
yang halal. Pendapatan dapat dibagi menjadi dua tipe, yakni pendapatan yang
diperoleh rutin dan tidak rutin. Pendapatan rutin merupakan dana atau harta
yang pasti diperoleh setiap bulannya dan umumnya jumlahnya tetap, contohnya
seperti gaji, hasil sewa dan yang lainnya. Adapun pendapatan tidak rutin
merupakan pendapatan yang hanya diterima pada waktu tertentu saja dan umumnya
jumlahnya tidak tetap, seperti bonus, THR, keuntungan usaha dan lainnya.
2. Menyusun Anggaran/Budgeting
Tahapan perencanaan keuangan yang cukup penting adalah menyusun
anggaran/budgeting. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun untuk
seluruh kebutuhan dan memenuhi rencana di masa yang akan datang. Tahapan ini
merupakan inti dari pengelolaan keuangan, anggaran yang baik itu ketika jumlah
pemasukan sama atau lebih besar dari pengeluaran. Presentase dalam mengatur
anggaran keuangan itu tidak ada aturan baku, jadi sifatnya subjektif dan
fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan keuangan individu.
Lalu apa sih pentingnya dan manfaat membuat anggaran ? mungkin itu yang
menjadi pertanyaan dalam benak kita.
(tulisan highligh
besar) “Nah pentingnya membuat anggaran itu adalah agar kita mampu mengendalikan arus pemasukan dan pengeluaran, dimana kita bisa memprioritaskan kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.”
Adapun manfaat dari membuat anggaran yaitu:
a.
Dapat melihat detail arus keluar dan masuknya keuangan, sehingga kita
mampu menganalisis pos anggaran mana yang paling besar diantara pos-pos yang
lain dan dapat dievaluasi apabila melebihi pos pengeluaran yang telah
ditentukan.
b.
Anggaran yang dibuat itu akan menjadi acuan dalam mengelola uang,
sehingga kita terkontrol dalam mengeluarkan uang yang sudah dibagi-bagi posnya
dan itu akan memudahkan kita dalam mencapai tujuan keuangan.
c.
Anggaran itu sebagai alat untuk menghindarkan kita dari perilaku boros,
jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang, maksudnya pengeluaran kita
lebih besar daripada pemasukan yang diterima.
d.
Anggaran juga merupakan pengingat untuk pengeluaran, maksudnya ada
beberapa pos yang harus dikeluarkan khususnya kewajiban zakat, bayar cicilan,
bayar sewa rumah, bayar biaya pendidikan dan lainnya
Membuat anggaran artinya memprioritaskan pengeluaran,
“Budgeting has only one rule: Do not go over budget” (Leslie Tawnie)
3. Dana Darurat/Emergency Fund
Tahap ini masih berkaitan dengan merencanakan anggaran, dana darurat
merupakan dana yang dicadangkan dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan yang
sifatnya darurat atau mendadak. Misalnya mengganti perlengkapan rumah tangga
yang tiba-tiba rusak, seperti mesin cuci yang tidak berfungsi karena harus
ganti sparepart atau memperbaiki kendaraan yang tiba-tiba rusak.
Apabila pos anggaran dana darurat tidak dialokasikan, maka itu akan
menjadi beban tambahan pada pos anggaran yang lain dan mengurangi pos anggaran yang
sudah ditentukan. Lalu berapa sih idelanya dana darurat yang dibutuhkan ?
Setiap individu atau keluarga pasti memiliki kebutuhan yang berbeda, pun
demikian dengan dana darurat yang besaranya tergantung pada jumlah anggota
keluarga dan kondisi keuangan keluarga. Adapun jumlah dana darurat yang
dibutuhkan berdasarkan statusnya dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.
Dana darurat yang dibutuhkan bagi seseorang yang masih lajang/single
itu enam kali pengeluaran bulanan
b.
Dana darurat bagi keluarga kecil yang beluym memiliki anak itu Sembilan
kali pengeluaran bulanan
c.
Dana darurat bagi keluarga besar yang sudah memiliki anak itu 10 kali
pengeluaran bulanan
Nah selain itu benefit dari dana darurat itu agar
terhindar dari lilitan utang dan memberikan ketenangan karena jauh dari kejaran
utang
4. Manajemen Risiko/Risk
Management
Semakin bertambahanya usia maka semakin banyak tanggung jawab yang
dipikul, terlebih jika sudah berkeluarga. Jika sudah berkeluarga tanggung jawab
bukan hanya terhadap diri sendiri tetapi juga terhadap orang lain. Misalnya
orang tua, suami atau istri sampai anak yang setiap hari dihadapkan pada resiko
kehidupan.
Adapun dalam manajemen risiko
yang bisa dilakukan yaitu dengan memiliki asuransi, baik asuransi kesehatan,
asuransi penyakit kritis atau asuransi jiwa. Memiliki asuransi sama dengan kita
menyiapkan payung sebelum hujan, artinya dengan memiliki asuransi kita
mempersiapkan diri dengan resiko yang akan datang menghampiri. Jenis asuransi
jiwa menjadi prioritas utama bagi yang sudah berkeluarga, tapi tak salah jika
selagi muda atau masih berstatus lajang memiliki asuransi jiwa.
5.
Menabung dan Berinvestasi/Saving and Invest
Setiap individu pasti memiliki kebutuhan dan keinginan, akan tetapi
dalam kehidupan semua itu tidak dapat dipenuhi dengan hanya mengandalkan
pendapatan bulanan/rutin. Inflasi yang terjadi juga dapat membuat nilai uang
turun, sehingga harga-harga akan semakin meningkat. Meningkatnya harga
kebutuhan belum tentu sebanding dengan meningkatnya pendapatan dan sebaiknya
pendapatan setiap bulan tidak dihabiskan untuk hal yang konsumtif saja.
Lalu bagaimana menyikapi hal seperti ini ? menabung dan berinvestasi
merupakan solusi yang bisa membantu kita dalam mencapai tujuan keuangan, agar
dana yang dimiliki dapat berkembang seiring waktu. Ada beberapa pilihan untuk
mengembangkan keuangan, diantaranya dengan berinvestasi melalui saham,
reksadana, investasi properti dan yang lainnya. Namun sebelum terjun investasi,
kita harus mengenal terlebih dahulu produk-produk investasi dan ilmunya, agar terhindar
dari investasi yang tidak halal dan investasi bodong yang menjanjikan
keuntungan tidak realistis dalam sekejap.
Umumnya ada dua jenis aset investasi, yaitu aset nyata (real asset) dan
aset kertas (paper asset). Aset nyata wujudnya berupa benda-benda seperti ruko,
kontrakan, kos-kosan, tanah, logam mulia dan lainnya. Sementara aset kertas
berupa aset yang dibungkus dalam kertas seperti saham, reksadana, obligasi,
deposito dan lainnya. Nah selain itu pastikan terlebih dahulu kita mengenal
produk investasi yang akan digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan kita.
6. Dana Pensiun/Pension Fund
Dana pensiun atau dana hari tua, yups mungkin tidak asing dengan istilah
dana pensiun. Dana pensiun menurut KBBI merupakan dana yang diperoleh dari
iuran tetap para peserta yang ditambah dengan penghasilan perusahaan yang
disisihkan dan para peserta berhak mendapatkan perolehan bagian keuntungan
setelah pensiun. Nah dana pensiun ini merupakan dana yang dikumpulkan seseorang
sejak masa produktif, usia produktif berkisar dari usia 15 tahun sampai 64
tahun dan dana ini digunakan setelah seseorang pensiun. Artinya pensiun ini
masa tugasnya sudah selesai.
Memangnya dana pensiun itu penting ya ? tentu, dana pensiun ini adalah
dana yang penting kita siapkan, semakin lebih awal kita mempersiapkan dana
pensiun maka semakin baik. Nah berbicara tentang perencanaan dana pensiun, hal
mendasarnya yaitu menghitung besaran dana yang diperlukan untuk masa pensiun ?.
sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengeluaran saat ini, lalu
kita lakukan penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan dibagi empat yaitu:
a.
Pengeluaran yang dikurangi, mungkin pada saat masih muda pengeluaran
kita untuk nongkrong atau sekedar ngopi itu bisa mencapai Rp. 700.000 per
bulan, setelah masa tua bisa saja aktifitas kita nongkrong itu berkurang karena
teman nongkrong sudah berkurang atau kondisi fisik kita jika terkena angin
malam rentan sakit, maka pada hari tua anggaran untuk nongkrong dikurangi jadi
Rp. 200.000 per bulan.
b.
Pengeluaran yang ditambah, semakin bertambahnya usia kondisi tubuh kita
akan mengalami penurunan daya, bisa saja daya ingat menurun, daya tahan tubuh
menurun yang mengharuskan kita membeli vitamin.
c.
Pengeluaran yang ditiadakan, saat muda kebanyakan akan fokus mencari
uang, bisnis dan lainnya, sementara saat sudah tua kita mempunyai hobi baru untuk
menghilangkan rasa jenuh yang ditekuni seperti memancing, merajut dan lainnya
d.
Pengeluaran yang dihilangkan, saat masa produktif mungkin kita akan
fokus membiayai kebutuhan pendidikan anak, makan anak, tetapi setelah tua biaya
pendidikan anak sudah tidak ada
Selain itu dalam menghitung dana pensiun ada faktor lain yang harus
diperhatikan yaitu faktor inflasi, di Indonesia setiap tahun rata-rata
mengalami inflasi yang akan mempengaruhi besaran kenaikan biaya hidup.