Isra Mi'raj
terjadi pada tahun ke-12 kenabian Nabi Muhammad SAW, merupakan mukjizat dan
peristiwa penting dalam sejarah Islam, sebuah perjalanan spirituil yang merujuk
pada perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
(Isra) dan kemudian dari Baitul Maqdis ke langit (Mi'raj).
Isra Mi'raj
memiliki makna yang mendalam dalam ajaran Islam, menyoroti kebesaran Allah SWT
dan menegaskan posisi penting Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Namun,
bagaimana peristiwa ini terkait dengan pemilihan pemimpin? Pemilihan pemimpin
adalah aspek penting dalam kehidupan umat Islam, karena pemimpin memiliki peran
besar dalam membimbing dan mengelola masyarakat sesuai dengan prinsip- prinsip
Islam. Ada beberapa kaitan antara Isra Mi'raj dan pemilihan pemimpin dalam
konteks Islam:
1.
Keadilan dan Kepemimpinan: Selama
Isra Mi'raj, Nabi Muhammad menerima perintah langsung dari Allah SWT,
menegaskan prinsip keadilan dalam kepemimpinan. Dalam Islam, seorang pemimpin
diharapkan untuk memimpin dengan adil, menegakkan kebenaran, dan memperjuangkan
kepentingan umatnya tanpa pandang bulu. Isra Mi'raj menegaskan pentingnya
memilih pemimpin yang memiliki sifat-sifat tersebut.
2.
Kesadaran Spiritual: Isra Mi'raj
menekankan pentingnya kesadaran spiritual dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin
yang baik harus memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan karena hanya dengan
demikian dia dapat dipandu dalam mengambil keputusan yang benar dan adil bagi
umatnya, berdasarkan prinsip- prinsip moral dan etika Islam, serta memiliki
komitmen untuk memimpin umat menuju kesejahteraan spiritual dan materi.
3.
Kemampuan Berkomunikasi: Selama
peristiwa Isra Mi'raj, Nabi Muhammad berkomunikasi langsung dengan Allah SWT
dan menerima wahyu serta petunjuk untuk umatnya. Kemampuan komunikasi yang baik
merupakan salah satu sifat penting dalam diri seorang pemimpin. Pemimpin yang
baik harus mampu berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan baik, dan
memberikan arahan yang bijaksana kepada umatnya.
4.
Pemilihan Berdasarkan Kualitas:
Isra M'raj menegaskan bahwa Allah SWT memilih Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya
berdasarkan kualitas moral dan spiritualnya. Demikian pula, umat Islam dalam
memilih pemimpinnya seharusnya tidak hanya mempertimbangkan faktor-faktor
duniawiah seperti kekayaan atau keturunan, tetapi juga kualitas moral,
kepemimpinan, dan kompetensi dalam memimpin umat dengan baik.
5. Kesadaran akan Tanggung Jawab: Isra Mi'raj juga mengingatkan pemimpin dan calon pemimpin akan tanggung jawab yang besar yang mereka miliki terhadap umat dan agama mereka. Dalam perjalanan miʼrajnya, Nabi Muhammad SAW diberikan pandangan terhadap akhirat dan penghakiman terakhir, yang menegaskan pentingnya bertindak dengan keadilan dan tanggung jawab dalam kepemimpinan. Dengan demikian, Isra Mi'raj memberikan pengajaran yang mendalam bagi umat Islam dalam memilih dan menilai pemimpin mereka. Pemimpin yang dipilih seharusnya tidak hanya kompeten secara keilmuan dan keterampilan kepemimpinan, tetapi juga memiliki sifat-sifat moral dan spiritual yang sesuai dengan ajaran Islam. Melalui pemilihan yang bijaksana dan penilaian yang cermat, umat Islam diharapkan dapat memiliki pemimpin yang dapat memimpin mereka menuju kebaikan dan keadilan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra Mi'raj.