Oleh: Muhtarudin. M. Pd. (NIPY: 1407.1208)
BAHASA, BUKTI MAHA CINTA SANG KUASA
Syahdan, sebuah momentum inspiratif diabadikan Allah dalam Al Qur’an,
termaktub abadi dalam lembar mushaf suci, proses KBM fenomenal manusia pertama
dimana atas taqdir-Nya, Allah ajarkan (Ta’lim) seluruh kata benda/nama
(Nomina) kemudian ditugaskan mengartikulasikan mengasosiasikannya dalam kata
kerja (Verba) yang terstruktur rapih dengan kata sifat (Adjectiva) dihadapan
seluruh penghuni langit, mereka terpana seribu bahasa, sunyi senyap sambil
berlafadz ‘Subhanaka Laa ‘Ilma Lanaa, Illa ma ‘Allamtana’. Penobatan itu
pun ditutup dengan sujud (ihtiram) para malaikat kepada sang Abal Basyar,
penghulu manusia, bapak moyang kita semua.
Skill bahasa Allah anugerahkan kepada kita (taken for granted) sebagai
bukti cinta sang Maha Kuasa, hadiah terindah untuk membedakan manusia dengan
ciptaan-Nya yang lain. Bahasa adalah tools untuk mengenal konsep diri
yang utuh, (self concept, self esteem, self regulation), mengenal Tuhan,
mengenal dan berinteraksi dengan manusia dan makhluk lainnya, bahkan juga untuk
mengenal hal metafisik yang tidak terlihat secara mata telanjang tapi terasa
secara mata Iman dan naluri. Ya ... semakin tinggi level bahasa seseorang,
semakin luaslah jaringannya, efektif pola komunikasinya, harmonis hubungannya,
dan tinggi nilainya di hadapan manusia dan makhluk-Nya yang lain.
lingua franka bahasa manusia memang adalah anugerah sang Maha Kuasa untuk
satu-satunya makhluk ciptaan-Nya, dengan citarasa Morphology, Phonology dan
Syntax nya, bahasa akan menentukan
peradaban entitas tertentu, tools untuk transformasi dari satu kondisi
ke kondisi yang lebih baik, pewarisan nilai dari generasi ke generasi
selanjutnya dengan diksi yang indah dan penuh booster untuk terus
mewujudkan eksistensi manusia sebagai pemakmur dan penyelamat dunia dari
kehancurannya.
BAHASA,
TALI KENDALI DUNIA
Begitu besarnya pengaruh bahasa dalam menopang peradaban manusia, tak
terbayang kalau banyak manusia di dunia ini yang tidak bisa berbahasa (diluar
kecelakaan dan tunawicara) alangkah hactic-nya dunia ini. Proses
ekonomi-sosial-politik-budaya dan sebagainya dilakukan dengan symbol isyarat,
satu daerah berbeda isyaratnya, minimal selalu akan terjadi salah faham dan
maksimalnya potensi terjadi perang dunia berkali-kali. Dan yang pasti akan sangat
sussah dicari kamusnya.
Dengan bahasa manusia bisa berasosiasi, eksplor relasi, merencanakan
gagasan dan aksi, mewariskan local value antar generasi, bahkan juga
untuk mempertahankan populasi agar terhindar dari kepunahan gen insani,
termasuk pewarisan believe tentang hal metafisik
(pahala-dosa-syurga-neraka-akhirat). Disinilah bahasa (Lisan–Tulisan)
memerankan kehebatannya yaitu menjaga ekosistem manusia untuk tumbuh dan
berkembang dalam koridor Sunnah ilahiyah dan kauniyyah.
MasyaAllah ... alangkah dahsatnya bahasa dan keselamatan dunia, di titik ini
kita menemukan clue-nya bahwa menguasai Bahasa dunia sama dengan mengusai dunia itu sendiri dengan
berbagai pernak-perniknya.
Dalam disiplin ilmu Linguistic, kita menemukan ilmu Phonolgy, Morphology
dan Syntax, apalagi pengetahuannya di
scale up dengan teori-teori Socilinguistics dan Pshycoliguistics terapan, tergambar jelas bahwa bahasa
merupakan perpaduan antara Morphem (symbol suara yang terdengar/Audioable) ditambah
dengan Fonem (simbol huruf dan angka tertulis/readable) juga Syntax (symbol
dari susunan kalimat yang dapat difahami kedua belah pihak/Understandable)
merupakan sebuah rumusan yang mengantarkan kita lebih mendalam tentang hakikat
dari bahasa itu sendiri. Sederhananya bahasa adalah alat tukar ide dari
komunikator kepada komunikan supaya terbangun satu pemahaman utuh tentang sebuah
nilai (budaya, nilai, sosial), dan salah faham terjadi ketika tukar ide ini missmatch
antara komunikator dan komunikan baik skala mikro berbentuk salah faham ataupun
secara makro berbentuk konflik horizontal dan vertical.