KUASAI BAHASA, PEGANG KENDALI DUNIA (Part 2)

29 Juli 2023 10:24 Di tulis oleh Admin ARTIKEL KUASAI BAHASA,  PEGANG KENDALI DUNIA (Part 2)

PROYEKSI  L1, L2 DAN FL UNTUK IDENTITAS KARAKTER BANGSA

Semua anak cucu Adam AS Allah taqdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan ke khasan mother tounge nya masing-masing (Bahasa daerah), walau para penutur asli (L1 speaker) dari para separuh Gen Millenial, generasi Alpha dan Z kita sekarang sudah mulai tercerabut dari akar bahasa daerahnya  dan berganti menjadi bahasa Indonesia sebagai L1 nya, semoga kultur budaya nusantara tidak ikut tercerabut, disinilah bahasa ibu perlu dilestraikan, jika tidak dilestarikan tinggal menunggu bom waktu akan punah lah bahasa daerah dan digantikan L1 nya dengan bahasa yang lain.

Spirit menjaga identitas bahasa asli tentu sudah disadari oleh para pemuda pelopor kemerdekaan Indonesia yang tertuang dalam hasil musyawarah besar pemuda Indonesia 1 dan 2, bahkan terlahir sumpah pemuda yang salah satu klausulnya ‘menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia ditengah penggunaan bahasa daerah yang beragam sebagai identitas daerah masing-masing. Juga spirit untuk tetap melek dengan bahasa kedua untuk memperkuat jaringan dan eksistensi entitas bangsa.  Maka penulis sangat mengapresiasi tag line lembaga bahasa indonesia yaitu: ‘Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Budaya Daerah dan Kuasai Bahasa Asing’.  Semboyan yang sangat proyektif untuk mengajak seluruh elemen bangsa menguasai sekaligus mempertahankan L1 (bahsa daerah), L2 (Bahasa Indonesia) dan FL (Bahasa asing) dengannya eksistensi bangsa di depan dunia tetap terjaga dan bisa berkontribusi aktif dalam perdamaian dunia.

Lantas bagaimana korelasi penguasaan bahasa kedua dan bahasa asing dalam memegang kendali dunia? Mari kita tinjau di lapangan, hampir semua istilah manual tools yang branded menggunakan bahasa inggris / mandarin (FL) dan jika ingin scale up level value kita juga menggunakan bahasa asing tersebut, ditambah bahasa arab sebagai bahasa internasional muslim, termasuk kompetisi internasional menggunakan bahasa asing. Antithesa dari fakta ini, mengungkapkan bahwa tanpa penggunaan bahasa asing tersebut, niscaya leverage kita  baru tingkat lokal yang mitra kompetisi nya pun lokal, dan semakin naik leverage kita mau tidak mau kita mesti meningkatkan kometensi bahasa asing tersebut.

Meningkatkan kemampuan bahasa asing, tentu bukan berarti kita menegasikan kompetensi L1 dan L2 kita. Kurang tepat jika semua istilah dalam pembelajaran kita menggunakan FL dan kemudian dengan euforia international level  identitas bahasa asli/daerah dan bahasa indonesia kita tercerabut dari lisan anak-anak didik idiologis dan biologis kita.  Mari sedikit kita ambil hikmah dari teori Sociolinguistic, yang menyebutkan bahwa, bahasa yang dijadikan target untuk diajarkan (Target language) sejatinya berdiri diatas pondasi L1 dan L2 yang kuat,


Pengajaran bahasa kedua dan asing yang efektif berbekal skemata pengetahuan peserta didik (idilogis & biologis) tentang bahasa ibunya masing-masing, interpretasi dan transliterasi bahasa akan memberikan pemahaman utuh jika Mother tounge mereka sudah terbangun utuh sebelumnya. Siapapun pengajar bahasa dan dengan metode apapun pasti akan mudah ketika bahasa ibu peserta didik sudah terbangun baik, dan sebaliknya jika belum terbangun utuh, maka kendala awal ini tentu harus masuk diagnostik test sebelum KBM dimulai supaya bisa terdeksi dari mana garis Start dan finish nya.

 

MEMBANGUN PONDASI BAHASA ASING.

Berbekal spirit meningkatkan plafon lembaga pendidikan, scale up standar kompetensi para tendik, di support dengan lingkungan budaya berbahasa dari para tenaga kependidikan, termasuk juga para anggota keluarga civitas akademika NFBS Lembang, penulis optimis Budaya berbahasa akan tumbuh subur, dari bibit yang bagus (Gold in) disemai di habitat yang subur, lingkungan kondusif berbahasa dan dipupuk dengan pembiasaan berbahasa kedua dan asing yang simultan, insya Allah terlahir para tunas bangsa yang melek literasi bahasa internasional (Gold out), generasi idiologis dan biologis Muslim Indonesia untuk kedamaian dunia. Dan serta merta menghindarkan diri kita dari terjebak pada rutinitas yang tidak support pada pembentukan budaya berbahasa, supaya terhidar dari Gold in dan gerbage out.

Step pertama dan utama, perkuat pondasi budaya L1 nya, semua pengistilahan dan pola komunikasi kedua belah pihak dengan bahasa yang baik dan benar, bukan bahasa Slank, bahasa ibu yang santun, terbuka dan jujur, untuk membangun koneksi yang harmonis dan equal. bahasa ibu yang penuh dengan nilai luhur, identitas nusantara yang agung, dan menghindarkan diri dan generasi dari invasi bahasa asing yang mengancam eksistensi bahasa daerah dan bahasa ibu.

Setelah itu kita bisa beralih ke level kedua yaitu pengajaran L2 dan FL yang efektif, terstruktur, teratur dan terukur dalam bingkai pendidikan inklusif, Target language (TL) untuk L2 dan FL, dimulai dengan memperkenalkan istilah-sitilah dasar L1 yang sudah menrek kuasai kepada TL dalam istilah L2 dan FL nya, berjenjang ke pengenalan Frasa, Kata, kalimat, paragraph dan teks bahkan ke kontekstual nya dalam istilah L2 dan FL tersebut, baik secara lisan maupun tulisan.


Sambil penanaman kompetensi L2 dan FL mereka, dipupuk dengan engangement mereka dalam penuturannya di keseharian dalam waktu yang disepakati bersama, bahkan bila perlu untuk menjaga kesuburan tumbuh kembangnya ada reward & punishment edukatif  dan bermakna, lahjah berbahasa arab – inggris tidak harus British / American, karena negara tetangga pun menggunakan lahjah Singlish  (singapore english), tidak menutup kemungkinan di Indonesia pun lahir Donelish (Indoensia english).sdh ada beberapa kajian tentang itu.  sehingga tunas bangsa yang well literate bisa tumbuh subur sesuai input dan intake nya. Dan nanti akan kita lihat dan saksikan bersama bagaimana aksi para tunas bangsa yang well literate ini, berkarya dan berdedikasi tinggi untuk bangsa negara dan dunia yang Rahmatan Lil alamin, semoga.