Adalah penelitian yang dilakukan Dr. Ahmad Al-Qadhi mengenai pengaruh ayat-ayat Al-Quran terhadap kondisi psikologis dan fisiologis manusia. Terbukti Al-Quran mampu menciptakan ketenangan batin (psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketegangan saraf (fisiologis).
Penelitian ini
dilakukan terhadap lima sukarelawan non-muslim berusia antara 17-40 tahun
dengan menggunakan alat ukur stres jenis MEDAQ 2002 (Medical Data Quetient)
yang dilengkapi software dan sistem detektor elektronik hasil pengembangan Pusat
Kedokteran Universitas Boston, AS.
Sebelum penelitian dimulai, setiap responden dipasangi empat jarum elektrik di
tubuh masing-masing yang dikoneksikan ke mesin pengukur berbasis komputer. Ini
dilakukan untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik dan mengukur reaksi urat
saraf reflektif pada masing-masing organ tubuh responden.
Pada uji coba pertama, kelima responden diperdengarkan 85 kali ayat
Al-Quran secara mujawwad (tanpa lagu).
Pada percobaan kedua, 85 kali diperdengarkan kalimat-kalimat
biasa berbahasa Arab secara mujawwad.
Pada percobaan ketiga, sebanyak
40 kali responden dibiarkan duduk membisu sambil menutup mata, tanpa dibacakan
apa-apa. Hasilnya, 65 persen responden yang mendengarkan ayat-ayat Al-Quran
mendapat ketenangan batin dan ketegangan sarafnya turun hingga 97 persen.
Lebih dari itu, Dr. Ahmad Al-Qadhi menyatakan
bahwa ternyata membaca Al-Quran selepas Maghrib dan Subuh dapat meningkatkan
kecerdasan otak sampai 80 persen karena pada waktu-waktu tersebut terdapat
pergantian dari siang ke malam dan dari malam ke siang hari.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat
lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston.
Objek penelitian adalah lima orang sukarelawan yang terdiri dari tiga pria dan
dua wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan
mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Quran.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini
terbagi menjadi dua sesi, yakni membacakan Al-Quran dengan tartil dan
membacakan tulisan bahasa Arab yang bukan dari Al-Quran. Kesimpulannya,
responden mendapatkan ketenangan sampai 65 persen ketika mendengarkan bacaan
Al-Quran dan mendapatkan ketenangan hanya 35 persen ketika mendengarkan bahasa
Arab yang bukan merupakan ayat Al-Quran.
Selain itu, Al-Quran juga mampu memberikan
pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr.
Nurhayati dari Malaysia dalam "Seminar Konseling dan
Psikoterapi Islam" di Malaysia pada 1997. Menurut
penelitiannya, bayi berusia 48 jam yang diperdengarkan ayat-ayat Al-Quran dari
tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Begitulah mukjizat Al-Quran yang bukan sekadar
bacaan. Namun demikian, tabir mukjizat Al-Quran baru akan tersingkap bila kita
menyingkapnya tidak dengar cara-cara yang sombong (Q.S. Al-A'raaf [7]:
146).
"Aku akan memalingkan
orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar
dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka
tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada
petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan
kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka
mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya."
Seperti diungkap Prof. Dr. Jeffrey Lang, guru besar
Matematika asal Amerika dari Universitas Kansas, yang kini telah masuk Islam.
"Anda tidak dapat membaca Al-Quran begitu saja, kecuali jika Anda
bersungguh-sungguh memberi perhatian dengan penghayatan mendalam. Anda tinggal
memilih; menyerahkan sepenuhnya seluruh jiwa dan raga kepada Al-Quran atau
memeranginya dengan akal dan nalar Anda. Maka, Al-Quran akan menyerang Anda
lebih kuat dari yang Anda bayangkan, mendebat, mengkritik dan membuat malu para
penantangnya," demikian ditegaskan oleh Lang.
Maha benar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran,
simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).
Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi
tentram” (Q.S. 13: 28).