Cultural Students and Teachers Exchange Program
26 July 2025
PEMIRA KETUA BEST OSIS SMP Nurul Fikri Boarding School Lembang 2025-2026
8 September 2025

28 July 2025

MUSLIM MENDUNIA (MusMend) Menabung Asa, Rasa, dan Karsa, Jayakan Indonesia

Surat Al-Anbiya Ayat 105

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعْدِ ٱلذِّكْرِ أَنَّ ٱلْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِىَ ٱلصَّٰلِحُونَ

Arab-Latin: Wa laqad katabnā fiz-zabụri mim ba’diż-żikri annal-arḍa yariṡuhā ‘ibādiyaṣ-ṣāliḥụn

Artinya: Dan sungguh telah Kami tulis di dalam kitab Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.

 

A. Memahami ‘Big why’ mengapa perlu pendidikan?

By default, in common POV semua orang kerap berlomba tuk mengejar pendidikan setinggi tinggi nya, tahukah Anda mengapa? Meraih jabatan tinggi? Salary tinggi? Karir hebat? Let’s say karena ingin jadi advokat, dokter, engineer, bisnisman, dosen, pilot? dan bahkan jadi anggota eksekutif, legislatif dan yudikatif hebat? betulkah limitasi pendidikan sebatas mengejar itu? Adakah impact pendidikan selain tuk getting higher salary/cuan? Adakah specific clue beyond dari adagium semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula take homepay nya? Tentu kita penting menemukan dan memahami jawaban dari fenomena tersebut, khususnya dalam konteks pendidikan dasar dan menengah sebagai pondasi awal yang mesti kuat untuk menopang kerangka berfikir dan karir ke atasnya.

Sang surya menyingsing hangat, lautan oksigen segar, hamparan selimut tebal kabut pagi selalu menghiasi suasana pagi Lembang, menambah vibes semangat hilir mudik para thalib, thalibah dan asatidzah Nurul Fikri, setiap berganti hari ke pekan, bulan, semester dan tahun kesibukan civitas di sini. Yakinlah semakin terang benderang tuk  menjawab satu ‘Big Why’ kenapa kita perlu pendidikan ? Al Anbiya 105 ini membantu kita menjawabnya, the only one core and essential  pendidikan adalah untuk menambah value ke shalehan ber agama dan sosial kita, karena kita lah insya Allah para pewaris bumi ini. 

Planet yang Allah ciptakan dengan rahasia angka 7, 7 hari 7 malam, 7 lapis bumi dan 7 lapis langit, dihiasi dengan pancaran sang Surya sumber kalor abadi, satelit abadi sang rembulan yang sama-sama berotasi dan berevolusi pada porosnya, dan seluruh apa yang diciptakan di dalam, di atas dan pada keduanya yang sengaja diciptakan sebagai support system kita mewarisi bumi, mengelola dan mendorong kita semuanya menjadi hamba Nya yang sholeh, cerdas dan mampu memimpin.

Banyak orang besar Indonesia yang sudah menorehkan goresan emas sejarah bangsa produk dari pendidikan, sebutlah KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Muhammad Natsir, KH. Ahmad Sanusi, KH. Syam’un dan sebagainya. Lanjut pertanyaan selanjutnya adalah, apakah para kader hebat produk pendidikan bangsa akan berhenti dalam sejarah masa lalu saja? Apakah bisa orang orang besar seperti mereka dilahirkan kembali dari rahim pendidikan bangsa? Penulis kira bukan hanya bisa, tapi ini mesti… karena bangsa besar tentu berawal dari para warganya yang well educated people dan tahu detail Why and How nya dalam mengelola SDM dan SDA nya dalam rangka membangun budaya dan kejayaan bangsa.

B. Menabung Asa, Rasa dan Karsa

Syahdan, surat cinta dengan nama Al Anbiya ayat : 105 ini menginspirasi KH. Hilmi Aminuddin, Lc. (Alllahumma yarham) dan para Assabiqunal awwalaun men Ta’sis lembaga pendidikan Nurul Fikri di berbagai belahan Nusantara, dari perspektif pribadi penulis mentadabburi dan meramunya dengan nomenklatur Nusus lainnya seperti kitab Salaf Ta’limul muta’allim dan Kholaf dengan teori pendidikan Cambridge, penulis coba racik, semoga jadi Legacy untuk kita para pewaris peradaban baik Thullab ataupun Asatidzah untuk lebih confidence mempersiapkan diri, meningkatkan Personal and Capacity Building menyambut estafeta kepemimpinan pada saat nya yang tepat baik skala makro maupun mikro. 

Pondasi kuat dari bab keguruan dan ilmu pendidikan dalam kitab salaf ‘’Ta’limul Muta’allim’  Setidaknya ada 3 key success yang dalam pendidikan holistik anak bangsa yaitu :

  1. Murid yang sungguh-sungguh
  2. Guru yang Kholis dan profesional
  3. Peran serta aktif didikan orang tua 

Segitiga emas pendidikan ini satu sama lain saling menopang dan saling bergantung, dan menjadi titik tolak kuat untuk memperbaiki pola pikir anak bangsa, kedewasaan berkehendak dan resiliensi dalam segala dinamika hidup bernegara dan pribadi. 

Inilah pola asa yang perlu dirawat dan diregenerasikan, pendidikan menjadi sebuah estafeta asa yang kuat membangun pola fikri pribadi dan kolektif yang tangguh, dan menumbuhkan rasa/vibes bernegara dan beragama yang kuat dan utuh tanpa sekat ras dan golongan, apalagi kasta-kasta materil dan penggunaan cuan untuk meraih tujuan tertentu, maka akan lahir lah karsa yang ber-kelas dan bahkan mendunia. Masya Allah … jika sistem estafeta Asa, Rasa dan Karsa yang kuat di pendidikan ini terjadi, saya kira anak bangsa manapun yang dididik secara organik di lembaga pendidikan Indonesia, mereka akan layak untuk menjadi pewaris bumi ini, menyongsong kepemimpinan dan kejayaan negara dengan sistem, bukan sinten (siapa dan anak siapa). (Prof. Abdul Mu’thi)

Sungguh indah lantunan mars organisasi kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia  (KAMMI) berikut: Puji Syukur ya Allah Maha Kuasa, limpah karunia Indonesia pusaka, kami telah berhimpun dalam satu tujuan menjaga cita-cita Indonesia merdeka, Tauhidkan Indonesia, ijtihad kami, bersatu dan bergerak memimpin negeri, kepada Indonesia bakti abadi kami, ciptakan generasi muslim sejati, bangun persaudaraan penuh berkah, menjaga cita-cita jayakan Indonesia, Tegaklah Islam ku, Daulat bangsaku, Jayalah negeriku, bakti abadi kami. Warga didik yang komunikatif, berkemampuan bahasa global, berfikir kritis dan karya kolbarotaif menjadi modal untuk kebangkitan dan kejayaan bangsa.

Qur’anic Manuscript Exhibition, University of Birmingham, London 2016

Westminster Abbey (gd. Parlemen Pusat UK) 2016

C. Muslim Mendunia

2016 saat penulis hadir Bi Idznillah di Birmingham University, di momentum tahunan kampus Qur’anic Manuscript Exhibition, dan sempat berkunjung ke kedubes Indonesia di London, serta Westminstern Abbey and Cathedral Westminstern Abbey school, nampak sangat jelas para siswa usia dasar dan menengah sudah mengamalkan estafeta kuat Asa, Rasa dan Karsa ini, mereka dengan sangat confidence dan elegan mengkomunikasikan, mengkritisi, berkolaborasi dan mencipta karya fenomenal di se-usia nya, pertanyaan penulis, ,engapa ini belum terinternalisasi di para siswa muslim negeriku? Bukankah ini esensi dari ajaran Islamku? Kemampuan dasar abad 21, meaningful life and respectful, mindful and joyfull learning, mungkinkah ini hanya tentang Mindset? Dan sejibun pertanyaan lain yang semoga terjawab dan jadi gift dalam legacy tulisan saya ini. Hayuk, kita mulai embrio muslim mendunia dari hal mendasar yaitu rasa yang bangga dengan agama dan bangsa nya yang merdeka, punya asa untuk membangun kejayaan kolektif dan dedikasi karsa kolektif untuk Indonesia dan dunia yang merdeka, adil dan makmur. 

Secanggih apapun AI, semaju apapun peradaban, tetap ditopang dengan SDM yang berilmu, amal dan karya kolektif yang berguna bagi kemajuan itu sendiri, serta bakti kolektif untuk tetap mempertahankan budaya, baik yang sudah eksis sambil terus mengadopsi nilai dan habit baru yang terbukti lebih baik, supaya pribadi muslim yang berkemajuan terpatri kuat di dada, tergambar dari shaf-shaf shalat para pemuda, tercipta di lingkungan keluarga, masyarakat, negara bahkan dunia yang damai dan berkemajuan. 

 

author : Muhtarudin S. Pd. Gr. M. Pd.
editor : Siti Muna., S.I.Kom
publisher : Siti Muna., S.I.Kom