PERSAMI “Sukses Penggalang Ramu” Pramuka SMP Islam NFBS Lembang: Membangun Kemandirian dan Keterampilan Santri
12 May 2025
Shalahuddin Al-Ayyubi Sang Penakluk Yerusalem yang Mulia dan Berjiwa Ksatria
22 May 2025

12 May 2025

MENJAGA KESEHATAN DENGAN AL QUR’AN

Oleh: Muhammad Fajar Kamali

PENDAHULUAN

Al Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat islam, bahkan bagi seluruh umat manusia. Seberapa lengkap dan komprehensifnya Al Qur’an ini sehingga Allah sendiri yang mendeklarasikannya sebagai panduan hidup manusia? Makhluk yang memiliki dinamika dan kompleksitas hidup paling rumit. Manusia sebagai penghulu dari segala makhluk di alam semesta ini sudah barang tentu memiliki aspek, segi, perspektif hidup dan kehidupan yang banyak.

Dalam tulisan singkat ini akan diulas setidaknya 4 (empat) poin utama yang berkaitan dengan judul tersebut. Adapun poin-poin yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Definisi dari menjaga, kesehatan, dan Al Qur’an.
  2. Hubungan Al Qur’an dengan aspek hidup manusia, kesehatan.
  3. Apa saja kontribusi nyata Al Qur’an terhadap kesehatan.
  4. Goal utama Al Qur’an

ISI

  1. Definisi dari menjaga, kesehatan, dan Al Qur’an.

Menjaga, artinya menunggui, mengiringi dan mengawal (supaya selamat atau tidak ada gangguan dan terlindungi dari bahaya). Kesehatan, artinya suatu keadaan (hal) yang terbebas dari sakit, baik jasmani maupun jiwa. Al-Qur’an, artinya kitab suci umat Islam yang berisi Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dengan perantaraan Malaikat Jibril ‘alaihissalam. Untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.

  1. Hubungan Al Qur’an dengan aspek hidup manusia, kesehatan.

Sebagai bentuk komprehensifnya Al Qur’an sebagai pedoman hidup manusia dalam memandu berbagai aspek kehidupan mereka di atas muka bumi ini, setidaknya Al Qur’an memiliki hubungan sebagai berikut:

  1. Al Qur’an panduan aspek perekonomian. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ ۝٣

“(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” QS. Al Baqarah [2] : 3

مَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ ۝٧

“Apa saja (harta yang diperoleh tanpa peperangan) yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. (Demikian) agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” QS. Al Hasyr [59] : 7

  1. Al Qur’an panduan aspek sosial dan kemasyarakatan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ۝١١

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.”

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ۝١٣

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” QS. Al Hujurat [49] : 11-13

  1. Al Qur’an panduan aspek politik. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًاࣖ ۝٥٩

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).” QS. An Nisa’ [4] : 59

  1. Al Qur’an panduan aspek pendidikan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ۝١٦٤

“Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Qur’an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” QS. Ali ‘Imran [3] : 164

  1. Al Qur’an panduan aspek perasaan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَلَا تَهِنُوْا فِى ابْتِغَاۤءِ الْقَوْمِۗ اِنْ تَكُوْنُوْا تَأْلَمُوْنَ فَاِنَّهُمْ يَأْلَمُوْنَ كَمَا تَأْلَمُوْنَۚ وَتَرْجُوْنَ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا يَرْجُوْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاࣖ ۝١٠٤

“Janganlah kamu merasa lemah dalam mengejar kaum itu (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan sebagaimana yang kamu rasakan. (Bahkan) kamu dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” QS. An Nisa’ [4] : 104

  1. Al Qur’an panduan aspek moralitas dan akhlak. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ۝٢٣

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ ۝٢٤

“Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.”

رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا فِيْ نُفُوْسِكُمْۗ اِنْ تَكُوْنُوْا صٰلِحِيْنَ فَاِنَّهٗ كَانَ لِلْاَوَّابِيْنَ غَفُوْرًا ۝٢٥

“Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam dirimu. Jika kamu adalah orang-orang yang saleh, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat.”

وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا ۝٢٦

“Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا ۝٢٧

“Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” QS. Al Isra’ [17] :23-27

  1. Al Qur’an panduan aspek ideologi. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ۝١٦٢

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

لَا شَرِيْكَ لَهٗۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ ۝١٦٣

“Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.”

قُلْ اَغَيْرَ اللّٰهِ اَبْغِيْ رَبًّا وَّهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍۗ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ اِلَّا عَلَيْهَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ ۝١٦٤

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah aku (pantas) mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap orang yang berbuat dosa, dirinya sendirilah yang akan bertanggung jawab. Seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian, kepada Tuhanmulah kamu kembali, lalu Dia akan memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” QS. Al An’am [6] : 162-264

  1. Al Qur’an panduan aspek hukum. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَࣖ ۝٥٠

“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” QS. Al Maidah [5] : 50

  1. Al Qur’an panduan aspek hankam. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّنْتَهُوْا يُغْفَرْ لَهُمْ مَّا قَدْ سَلَفَۚ وَاِنْ يَّعُوْدُوْا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْاَوَّلِيْنَ ۝٣٨

“Katakanlah (Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur itu, “Jika mereka berhenti (dari kekufurannya dan masuk Islam), niscaya akan diampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu. Jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh berlaku (kepada mereka) sunah (aturan Allah untuk menjatuhkan sanksi atas) orang-orang terdahulu.”

وَقَاتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهٗ لِلّٰهِۚ فَاِنِ انْتَهَوْا فَاِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ۝٣٩

“Perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah (penganiayaan atau syirik) dan agama seutuhnya hanya bagi Allah. Jika mereka berhenti (dari kekufuran), sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” QS. Al Anfal [8] : 38-39

  1. Al Qur’an panduan aspek KESEHATAN. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَࣖ ۝٣١

“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” QS. Al A’raf [7] : 31

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ۝٨٢

“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” QS. Al Isra’ [17] : 82

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ ۝٤

“Pakaianmu, bersihkanlah!”

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ ۝٥

“Segala (perbuatan) yang keji, tinggalkanlah!” QS. Al Muddatstsir [74] : 4-5

Dan tentunya masih sangat banyak dalil-dalil yang lainnya. Beberapa aspek dan dalil di atas penulis maksudnya untuk memberikan gambaran tentang betapa komprehensifnya Al Qur’an sebagai pedoman dan panduan kehidupan manusia. Termasuk dalam aspek kesehatan.

  1. Apa saja kontribusi nyata Al Qur’an terhadap kesehatan?
  2. Kesehatan fisik/jasmani
  • Melalui dzat yang melekat pada Al-Qur’an itu sendiri.

Tepatnya melalui suara bacaan Al-Qur’an. Ini berkaitan dengan terapi suara, bahwa gelombang suara itu mempengaruhi kinerja sel-sel dalam tubuh. Dan indera pendengaran merupakan indera yang paling menentukan kestabilan seluruh tubuh. Jadi fungsi suara bacaan Al-Qur’an adalah untuk memelihara dan menjaga stabilitas sel-sel tersebut. Karena suara bacaan Al-Qur’an adalah gelombang suara terbaik.

Alasanya:

  • Harmonisasi sempurna dalam susunan kata dan huruf Al-Qur’an.

الۤرٰۗ كِتٰبٌ اُحْكِمَتْ اٰيٰتُهٗ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍۙ ۝١

“Alif Lām Rā. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya telah disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci (dan diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti.” QS. Hud [11] : 1

  • Keseimbangan irama dalam kata dan alur ayat Al-Qur’an.

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةًۛ كَذٰلِكَۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا ۝٣٢

“Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Nabi Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar).” QS. Al Furqon [25] : 32

  • Arti dan makna kandungan ayat yang begitu dalam.

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِۗ وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ ۝٢١

“Seandainya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” QS. Al Hasyr [59] : 21

Allah telah menciptakan fitrah manusia dalam keimanan. Sesunggnya, seluruh sel yang ada dalam tubuh seorang anak ketika dilahirkan, memiliki getaran yang seimbang dan benar. Akan tetapi seiring berlalunya waktu, banyaknya peristiwa yang terjadi, beragam problematika psikologis, lingkungan yang tercemar serta penyakit, sistem getaran sel yang ada dalam tubuh berubah. Al-Qur’anlah yang kemudian mampu mengembalikan sistem itu dengan benar. Karenanya Allah berfirman, “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk pada sesuatu yang paling lurus,” (Al-Isra’ : 9). Al-Qur’anlah yang meluruskan perilaku manusia, sekaligus meluruskan seluruh aktifitas sel dalam tubuhnya.

  • Melalui hal-hal yang diisyaratkan oleh Al Qur’an.

Pada dasarnya, Al-Qur’an merupakan petunjuk segala hal bagi manusia. Termasuk dalam mengisyaratkan akan sesuatu hal yang jika diambil oleh manusia akan bermanfaat bagi kesehatannya, terutama secara fisik. Apa saja isyarat Al-Qur’an yang bermanfaat bagi kesehatan fisik?

  • Perintah ibadah, semua bentuk ibadah yang ada bermanfaat secara langsung bagi kesehatan fisik manusia. Mulai dari perintah shalat, puasa, dzikir, dan ibadah lainnya, semua syarat akan manfaat kesehatan bagi fisik manusia. Sudah banyak sekali penelitian-penelitian yang membuktikannya.
  • Isyarat-isyarat membangun kekuatan fisik dalam kisah-kisah umat terdahulu, bermanfaat bagi kesehatan fisik kita. Bagaimana kebudayaan umat manusia terdahulu yang dikisahkan di dalam Al Qur’an, erat kaitannya dengan fisik yang sehat dan kuat, tentu ini menjadi inspirasi bagi umat yang fokus dalam mempelajari Al Qur’an.
  • Isyarat-isyarat menjaga pola hidup yang sehat. Contohnya isyarat agar makan jangan berlebihan, memperhatikan apa yang dikonsumsi, menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain, dan lain lain. Semuanya terbukti sangat kontributif dalam menjaga kesehatan kita.
  • Isyarat/informasi tentang benda atau tanaman atau buah, itu sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik. Mulai dari kurma, madu, anggur, gandum.
  1. Kesehatan jiwa/rohani

Melalui seluruh berita-berita Al-Qur’an.

Ruh atau ruhani merupakan unsur yang mehidupkan jasad atau fisik manusia. Dan aspek ruhani merupakan pengakuan bahwa manusia sebenarnya diciptakan oleh Allah Al-Khaliq (kesadaran akan hubungan dengan Allah).  Sudah barang tentu, ruhani akan baik dan sehat manakala tuntunan Al-Qur’an yang diikuti, karena Al-Qur’an merupakan wahyu dan petunjuk yang murni datangnya dari Allah.

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ ۝٩

“Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur.” QS. As Sajdah [32] : 9

Ruh adalah fitrah manusia.

Aspek ruhani berkaitan erat dengan taqwa, sebagai puncak tertinggi kemuliaan manusia. Hubungan Al-Qur’an dengan aspek taqwa ini sudah barang tentu tak terpisahkan. Justru target utama dan paripurna dari pesan-pesan Al-Qur’an adalah ya taqwa ini, dengan taqwa kita akan terhindar dari segala macam penyakit ruhani atau penyakit hati.

  1. Goal utama Al Qur’an

Tujuan akhir Al-Qur’an berkontribusi buat kesehatan manusia adalah, dengan kondisi fisik dan ruhani bersih dan sehat, diharapkan hal itu akan menjadikan manusia menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Allah. Dimana ketaqwaan merupakan tolak ukur kemuliaan seseorang dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Taqwa merupakan suatu nilai dan pembeda yang ada di dalam diri manusia. Sebuah nilai yang muncul ke permukaan dan terlihat dari amal perbuatan dan juga perkataan, serta sikap seseorang.

Dengan kesehatan jasmani dan rohani yang terjaga, maka manusia akan semakin maksimal di dalam usahanya menggapai keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla. Ciri-ciri bahwa seseorang itu sudah sehat lahir dan batinnya adalah terlihatnya beberapa tanda berikut ini, sebagaimana yang pernah didefinisikan oleh Ali bin Abi Thalib:

Taqwa:

الخوف من الجليل

Rasa takut kepada Allah yang Mulia, takut yang membuat dirinya semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

و العمل بالتنزيل

Memastikan amal perbuatannya selaras dengan Al Qur’an. Menjadikan Al Qur’an sebagai yang diikuti, standar, dan acuan hidup.

و الرضا بالقليل

Rasa ridho dan menerima setiap pemberian Allah, walupun sedikit. Atau disebut dengan qana’ah, ini merupakan sikap dan karakter yang sangat terpuji. Ia tidak rakus, tidak tamak, dan kemaruk terhadap dunia.

و الإستعداد ليوم الرحيل

Sehingga ia jadikan hidup ini sebagai momentum dan upaya mempersiapkan diri untuk menghadapi datangnya ajal dan hari-hari yang berat yang datang setelah ajal tersebut.

PENUTUP

Berdasarkan ulasan singkat di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa Al Qur’an memang memiliki kontribusi yang nyata dalam upaya menjaga kesehatan manusia. Sehat fisiknya dan juga sehat jiwa dan rohaninya, baik secara langsung melalui terapi suara dan iramnyanya, keindahan susunan kata dan kalimat dalam setiap ayatnya, maupun secara tidak langsung melalui isyarat-isyarat yang ditunjukkannya.

Setiap informasi, perintah, dan larangan pasti dan sudah terbukti berakibat terhadap kesehatan manusia. Dan sudah sangat banyak penelitian yang membenarkan hal ini. Dan sikap kita sebagai muslim mukmin memang sejak awal dan hal utama yang Allah tekankan adalah yakin dan tidak ragu atas semua isi Al Qur’an, terlepas ada ataupun belum ada penelitian yang membahasnya.

Mari kita semakin memberi perhatian kepada Al Qur’an, mulai dari membacanya, memahami isinya, menghafalkan ayat-ayatnya, mengamalkannya, dan juga mengajarkannya kepada saudara kita yang lain. Semoga kita semua diberikan kesehatan yang prima, sehingga bisa menjalankan setiap aktifitas sehari-hari dengan baik dan dalam ridha Allah ‘Azza wa Jalla.