Hari Kamis 20 Juni kemarin, Duta Bahasa kembali melaksanakan study literasi. Jika biasanya kami berkunjung ke sekolah atau
pesantren, tapi pada kesempatan ini berbeda.
Kali ini kami mengunjungi dua redaksi koran ternama di Jawa Barat yaitu
Pikiran Rakyat di jalan Asia Afrika dan
Tribun Jabar di jalan Sekelimus Utara, Batununggal. Dikarenakan waktu kunjungan yang hampir bersamaan, maka
dibagi 2 tim; tholib mengunjungi Tribun Jabar dan tholibah mengunjungi Pikiran Rakyat.
Kunjungan ke Tribun Jabar dimulai jam 13.10 WIB. Dibuka dengan pemaparan
dunia jurnalistik oleh Manager online, Bapak Kisdiantoro dan Manager Produksi Bapak
Arif Permadi. Selesai pemaparan singkat, kami mengajukan beberapa pertanyaan.
Bapak Toro menyebutkan beberapa privilege menjadi jurnalis ialah dapat
mengenal banyak orang, bisa bertemu dengan orang penting di pemerintahan atau
istitusi, diberangkatkan ke luar negeri untuk meliput peristiwa penting.
“Menulis itu mudah asal ada kemauan,” pesan bapak Arif.
“Kunci agar mudah menulis adalah banyak membaca,” imbuhnya.
Ditempat terpisah, tholibah memulai kunjungan dengan redaksi Pikiran Rakyat pada pukul 14.15 WIB. Sedangkan tholib, menyusul setelah selesai kunjungan di Tribun Jabar dan tiba di Pikiran Rakyat pukul 15.10 WIB. Sesampainya disana kami langsung diarahkan menuju aula Pikiran Rakyat. Kami dikenalkan bahwa ada 3 cara berita dapat tersampaikan. Pertama, yaitu melalui media cetak, seperti koran. Kedua, melalui media elektronik, seperti radio dan televisi. Dan yang terakhir melalui media online, seperti website dan media sosial.
Kami
juga diberikan materi terkait dapur redaksi,
seperti proses penerbitaan koran, penyampaian berita via media online, dan proses peliputan berita melalui
radio. Setelah materi, dibuka sesi pertanyaan seputar jurnalistik. Salah satu tim kami, Muhammad Atharrais menanyakan
bagaimana jurnalis melawan isu yang beredar bahwa anggota DPR akan mengadakan
sidang tertutup dan jurnalis tidak diperkenankan meliput?
“Kami akan melawan dengan tulisan,” ungkap Redaktur Pendidikan, Ibu Kismi.
“Kami akan melawan dan menviralkannya,” tambah Bapak Iqbal, Manager Radio
PRFM.
Menjelang
sore, kami diajak berkeliling melihat fasilitas
redaksi Pikiran Rakyat, seperti kantor media online, studio siaran berita, ruang perekaman
radio. Masing-masing diberi penjelasan bagaimana cara pembuatan berita. kami juga diperkenankan mencoba beberapa fasilitas dan merasakan liputan siaran langsung.
Kami pamit dengan para redaktur dan sambil menunggu Maghrib, Kami bermain di Alun-Alun kota Bandung. Setelah melaksanakan shalat Maghrib berjamaah, kami pulang
menuju kampus Nurul Fikri.
Reporter:
Azalea Azzukhrufa Gandhi & Aliya Widyadhana Lutfunisa